Pages

Minggu, 18 Juli 2010

Aku akan menjadi lebih baik darinya

Tidak masalah orang menganggap idolanya adalah tokoh-tokoh yang penting dalam pembuatan sejarah di muka bumi. Itu memang sudah menjadi hak masing-masing untuk mengidolakan siapa, saat ini dan seterusnya idolaku adalah ia (orang tua ku-pen), sebab tanpanya aku tidak akan mengenal hakikat apa itu agama dan pendalamannya. Tentunya setiap manusia tidaklah luput dari kekurangan-kekurangan, begitu juga setiap idola kita tidak luput dari kekurangan-kekurangan, kita tidak boleh terlalu lama memandang kekurangan-kekurangannya lebih baik kita lihat bagaimana sosok idola kita merubah kekurangan-kekurangannya menjadi sesuatu yang dapat menjadi pelajaran berharga buat kita.

Penekanan nya disini tidaklah untuk satu orang melainkan satu kesatuan (orang tua-pen), karena kerjasama merekalah aku dapat mengecap semua aspek kehidupan, dan yang paling utama adalah aspek spiritualitas. Semakin didalami aspek tersebut, semakin bersyukur aku kepada-Nya dan bertambah yakin memang merekalah yang pantas aku jadikan idola, karena mereka mengenalkanku pada sosok yang menjadi tauladan dalam aspek spiritualitasku. Tidak semudah itu mengecap “dari idolaku semua ku kenal”. Sebab harus dibedakan pemahaman idola ini, dengan tujuan mengapa kita mengidolakan seseorang. Penulis tidak akan menjelaskan mengapa, tapi saatnya kita jujur pada diri sendiri, kapan kita mengenal hal yang paling kita sukai, dan perantara siapa hal yang kita sukai itu bermuara. Pelan dan pasti kita semua akan menemukan jawabannya dengan pemahaman masing-masing dan bukan hanya lewat kacamata penulis.

Perangai keras, lembut di hati, pembawaan tenang, tegas berkomitmen, jujur, dan marah saat tidak mensyukuri apa yang telah diberikan-Nya. Itu beberapa karakter dari idolaku yang masih terasa hingga saat ini, kok kita masih terpaku terhadap hal-hal yang jauh dan sulit digapai, kok tidak dimulai dari yang didekat kita saat ini, kok harus merencakan langkahnya, kok masih ragu dalam menerapkannya sekarang, dan masih banyak “kok” yang dapat kita cari-cari dalam pemikiran kita, oleh karenanya hokum sebab akibat sangatlah berlaku dalam pengidolaan seseorang. Ayo sekarang kita tutup mata ini yang selalu mudahnya melihat hal-hal jauh disana dan melupakan hal-hal kecil yang ada didekat kita. Tidak perlu menggunakan analisis SWOT untuk mengidolakan seseorang, ada satu analisa yang tidak akan pernah di pungkiri oleh setiap orang yaitu analisis HATI. Sebab semua metode ini tanpa melibatkan analisis yang satu ini ibarat sayur tanpa garam, cobalah. Tidak perlu takut dengan kritik orang, toh kritik itu juga akan kembali pada si peng kritik. Jadi siapakah idola mu?temukanlah sekarang, karena waktu yang hilang tak akan kembali, jangan ragu terhadap langkah yang diambil kejujuran salah satu kunci untuk mengetahui siapa idolamu. Temukanlah sekarang, dan cari ia…..